Coconut Fruit for health benefits

Cerita Birahi Sex Menggoyang Istri Pamanku

gerbongdewasa168 situs blog yang memberikan sajian cerita dewasa 18+, Cerita Sex Terbaru, Cerita Mesum Terhangat, Cerita Dewasa Ngentot, Foto Bugil Terbaru, Foto Sex Tante, ABG, Memek Secara Terupdate dan selalu baru | Cerita Birahi Sex Menggoyang Istri Pamanku

Panggil saja namanya Diva, dia adalah istri dari pamanku yang dimana pamanku itu adalah kakak kandung dari mamahku. Pamanku ini sudah mempunyai seorang anak laki-laki yang bernama Riyo. Karena pekerjaannya yang mengahruskan pamanku untuk keluar negri, maka mbak Diva jadi tinggal dirumah nenek’ku. Karena istri pamanku ini maish muda, maka dia gak mempermasalahkan aku memanggilnya mbak, dan pamanku sendiri juga gak papa. Selama bekerja dilaur negri, pamanku hanya pulang 6 bulan sekali.

Saat ceritaku ini terjadi, usiaku masih 19 tahun dan saat itu aku juga masih kuliah disalah satu perguruan tinggi terkenal. Waktu itu, karena habis selesai ujian jadilah semua berlibur dan yang dirumah hanya ada aku, sepupuku dan mbak Diva juga. Naah pagi itu seperti biasanya, nenekku sedang belanja kepasar, dan biasanya nenekku kalau sudah berbelanja, betahnya minta ampun sampai-sampai lupa pulang. Sepupu-sepupuku juga pagi itu sudha pada pergi entah pada kemana dan yang dirumah hanya ada aku dan mbak Diva saja. Cerita Dewasa

Cerita Birahi Sex Menggoyang Istri Pamanku

Cerita Mesum HOT, Cerita Sex Selingkuh, Cerita Sex Tante, Cerita Sex Mesum, Cerita Sex Terbaru


Pada saat itu umur saya baru akan menginjak 17 tahun, dan sekolah di salah satu perguruan swasta di kota saya dan pada saat itu sekolah kami sedang libur, jadi otomatis di rumah sepi karena semua penghuni rumah sudah keluar entah ke mana. Di rumah kami tinggal bersama nenek, dan 5 orang sepupu saya yang tentu saja lebih kecil dari saya semuanya. Karena aku dan mbak Diva sering ngobrol, maka kita sudah akrab sekali. Sempet juga ada pikiran kotor diotak’ku namun aku gak berani nglakuin apa-apa.

"Mana susu Riyo tadi mah???" ujar anak mbak Diva

"Susu teruuus, mahal tau!!!" gerutu mbak Diva sambil menyodorkan sebotol susu pada Riyo

Saat mbak Diva menggerutu aku mendengarnya dan seketika itu juga otakku langsung muncul keisenganku untuk menggoda mbak Diva.

"Aku juga mau susu nya dong mbak" kataku sambil menyodorkan gelas pada mbak Diva

"Ewwh.. anak segede kamu masih inta susu??? Itu susu untuk anak-anak tau" balas mbak Diva

"Lho, emang kalo sudah gede nggak boleh minum susu yaaa mbak???" tanyaku memancing

"Boleh-boleh saja, tapi itu susu bukan untuk seumuran kamu tau" balas mbak Diva lagi

"Naaahh…kalo itu susu bukan untuk sumuranku, lha terus susu mana yang cocok untukku mbak???" tanyaku lagi yang semakin memancing

"Ini!!!!" ketus mbak Diva sambil nunjuk payudaranya yang kulihat cukup besar dan padat itu

Aku pun kaget mendengar jawaban dari mbak Diva, karena selama ini saat aku bercanda dengan mba Diva, gak pernah sampai segitunya walau sebenanya aku tahu kalo mbak Diva sudah haus akan jamahan seorang laki-laki karena sudah hampir setahun ini suaminya belum pulang. Dan wanita mana yang tahan setahun gak dijamah laki-laki yang biasanya menjamahnya. Dan apa yang aku pikirkan ini gak mungkin salah lagi, karena telah kubuktikan saat aku mengintip mbak Diva mandi, aku selalu melihat mbak Diva merangsang dirinya sendiri dengan meremas-remas toketnya sendiri, mengelus-elus memeknya dan juga setelah mbak Diva terangsnag, dia pun memasukkan jarinya didalam lubang vaginanya. Dari itulah aku menyimpulkan kalau mbak Diva itu sudah haus sex.

"Malah bengong?? Jadi mau minum susu gak?" kata mbak Diva yang membuyarkan lamunanku

"Emang masih ada susunya?? Anak mbak kan sudah gede gitu.." balasku

"Tau dech.. coba aja sendiri... udah aaahh aku mau mandi dulu.." ujar mbak Diva sambil melewatiku dan menuju kekamar mandi dan sekilas kudengar mbak Diva berbisik padaku, "Pintu kamar mandi gak mbak kunci"

Bisikan mbak Diva membuat aku senang sekali, karena selama ini saat aku membaca situs-situs web dewasa, mbak Diva lah yang selalu menjadi bahan imajinasiku. Dan sekarang sepertinya imajinasiku selama ini akan terkabulkan. Saat mbak Diva sudah mandi, perlahan kubuka pintu kamar mandinya dan setelah terbuka sedikit pintunya, kulihat mbak Diva sedang mencentelkan pakian yang akan dipakainya setelah mandi nanti. Aku pun kemudian menutup pintunya secara perlahan hingga tak terdengar bunyinya dan kurasa mbak Diva juga gak tau kalau aku sudah masuk didalam kamar mandi.

Setelah mencentelkan pakian gantinya, mbak Diva kemudian membuka dasternya dengan masih dalam keadaan membelakangiku. Setelah dasternya terlepas, aku langsung bergerak dengan membuka pengait Bra-nya. Sontak mbak Diva kaget, namun setelah dia menolehkan kepalanya dan mengetahui kalau yang dibelakngnya adalah aku, mbak Diva pun tersenyum dan membiarkanku membuka pengait Bra-nya. Setelah kubuka Bra-nya, lalu kulempar begitu saja dilantai, dan aku berbisik ditelinganya dari belakang,

"Susunya mana mbak??? Boleh gak aku minum sekarang???" ujarku menagih janji mbak Diva tadi

Mbak Diva tak menjawabnya namun mbak Diva langsung memutar badannya mengahadapku dan kulihat dua buah toket mbak Diva yang sangat montok dan sangat indah itu yang selama ini aku belum pernah sama sekali melihatnya. Tanpa berkata lagi, mbak Diva kemudian menyodorkan toketnya dan tanpa menunggu lama, langsung saja kulahap toket mbak Diva itu. Lama kuhisap dan kujilati kedua toket mbak Diva membuatnya terus menggelinjang dan menjambak rambutku. Payudara kanan dan kiri secara bergantian menjadi korban keganasan lidahku. Mbak Diva pun hanya bisa terus mendesah.

Lalu mbak Diva secara lembut membuka kaosku dan tanpa kusadari dengan cepatnya kaosku sudah lepas. Sementara tanganku yang kiri mulai meraba perut mbak Diva sedangkan yang kanan meremasi payudaranya yang sebelah kanan. Sementara mulutku dengan menjulurkan lidah keluar mempermainkan puting susu yang sebelah kiri yang membuat nafas mbak Diva semakin gak teratur.

Tanganku sebelah kiri mulai nakal dengan menyusupkan jari-jarinya kecelana tidurnya yang belum dibuka. Tangan mbak Divapun tidak mau kalah, mbak Divapun mulai mencari-cari sesuatu di selangkanganku dan setelah berhasil memegangnya mbak Diva pun memijatnya dengan lembut. Kurasakan k0ntolku ada rangsangan dari luar celana yang membuatnya semakin meronta ingin keluar. Karena mbak Diva lebihg pengalaman, mbak Diva kemudian membuka reitsleting celanaku dan kemudian melorotkannya kebawah dengan menggunakan kakinya karena dia tidak bisa membungkuk sebab dadanya sekarang masih berada dalam kekuasaanku.

Setelah celana dalamku dibuka, tangan mbak Diva sekarang lebih nakal, mabk Diva mulai mengocok batang k0ntolku dan itu sangat jelas membuatku merasa keenakan, karena baru pertama kali ini batang k0ntolku dipegang oleh tangan seorang wanita yang halus. Mbak Diva semakin menjadi saat jilatanku turun keperutnya dan bermain disekitar pusarnya dan lalu dengan sekali tarik celana tidur yang sedari tadi masih menghalangi pemandangan, kubuka dan sekarang didepanku berdiri seorang perempuan yang hanya dibalut CD merah yang sangat tipis dan menerawang.

Jilatanku turun sedikit kebawah menuju vagina mbak Diva yang ditumbuhi jembut sangat lebat namun sangat rapi tapi karena sudah basah jadi terlihat acak-acakan. kujilati liang m3meknya dari luar celana dalamnya. Itu sengaja kulakukan agar aku bisa lebih cepat merangsang mbak Diva. Dan ternyata benar yang kulakukan membuat mbak Diva tidak sabar dan segera menurunkan celana dalamnya sendiri. Aku hanya tersenyum dan memandangi ketidak sabaran mbak Diva, dan jilatanku kulanjutkan namun tetap belum menyentuh lubang vagina mbak Diva yang bakal membuat mbak Diva gelinjangan dengan menggerakkan pinggulnya kekiri dan kekanan yang bertujuan agar jilatanku berlanjut keliang m3meknya. Kulihat vagina mbak Diva sudah banjir, karena tidak pernah merasakan cairan dari wanita maka jilatanku pun merambah keliang vaginanya. “Asin tapi kok enak yah” ujarku dalam hati.

Kembali mbak Diva mendesah keenakan, "Ahhh... terus…Jilaaat..Ooouuuhhh…" ujarnya.

Lidahku pun sekarang bermain dengan cepat. Tiba-tiba tubuh mbak Diva mengejang dan diikuti dengan desahan panjang,

"Aaaaaaaaaaaaaaahhh... nikmat sekaliiiii. Pemanasan kamu sungguh hebat."

Kemudian mbak Diva duduk dilantai kamar mandi dengan pelan. Setelah puas dengan m3meknya, aku kembali keatas dan mencoba untuk melumat bibirnya. Bibir yang sedari tadi terus mendesah tidak karuan itu kemudian melumat bibirku yang baru saja sampai didepannya. Lumayan lama kami saling melumat sambil tangan kananku memainkan puting susunya dan tangan yang satunya lagi mencari lubang vaginanya dan menekan-nekan itilnya yang jelas saja membuat lumatan bibirnya semakin ganas.

Tangan mabk Diva pun tak mau kalah, sambil terus berpagutan, mbak Diva mencari kembali batang yang tadi sempat dilepasnya karena kenikmatan yang dia rasakan. Setelah dipegangnya k0ntolku, mbak Diva pun mulai menggerak-gerakkan tangannya mengocok k0ntolku yang sudah sangat tegang, keras dan membesar sambil sesekali mengusap bagian kepalanya yang sudah mengeluarkan cairan bening kental.

Lalu dengan perlahan kudorong kepalanya kebelakang agar mbak Diva merebah kelantai kamar mandi. Setelah dia merebah, mbak Diva mendorong dadaku lembut yang membuat aku terduduk dan mbak Diva bangkit kembali. Aku kaget, aku kira mbak Diva telah sadar dengan siapa dia sedang bercumbu, namun dengan cepat kagetku hilang karena mbak Diva kemudian dengan sikap merangkak memegangi k0ntolku dan mbak Diva malah memasukkan k0ntolku kedalam mulutnya.

Aaaahhhh... kurasakan sangat nikmat sekali karena mbak Diva sangat pintar memainkan k0ntolku didalam mulutnya. Bisa kurasakan lidahnya bermain dengan lincahnya. Bisa kurasakan juga kepala k0ntolku dipermainkan dengan lidahnya dengan sangat lincah. Setelah puas menjilati k0ntolku, mulut mbak Diva kemudian merambah keatas menciumi perut, kemudian dadaku dan kemudian kembali kemulutku, namun karena aku tahu dia baru saja melepaskan mulutnya dari k0ntolku, aku berusaha menghindar dari lumatan bibirnya dan mencoba agar mbak Diva tidak tersinggung dengan mencium pipinya dan kemudian telinganya. Tanganku yang menganggur kemudian kusuruh bekerja lagi dengan mengelus-elus selangkangan mbak Diva dan terdengar mbak Diva berbisik padaku,

"Masukkan sekarang yahhh, Mbak udahhh kepingin... banget.. nih... aaaaahhh"

Kemudian kuambil inisiatif dengan mendorong mbak Diva agar kembali merebah dan dengan perlahan dia menuruti kemauanku dengan rebahan dilantai kamar mandi. Kemudian kuambil segayung air dan menyiramkan ketubuhnya dan kemudian satu gayung lagi untuk disiramkan ketubuhku sendiri.

Setelah kami berdua basah, lalu tangan kananku meremas-remas payudaranya sedangkan tangan kiriku memegangi k0ntolku menuju ke lubang vagina mbak Diva. Mbak Divapun sudah siap menerima k0ntolku dengan membuka kedua kakinya agar memudahkanku memasuki memeknya. Dengan perlahan kucoba memasukkan k0ntolku yang sedari tadi sudah tegak ke m3mek mbak Diva. Namun karena sudah lama mbak Diva tak tersentuh laki-laki, membuatku sedikit susah juga untuk menancapkannya. Beberapa kali kuarahkan k0ntolku, tapi agak susah dan setelah beberapa tusukan, akhirnya k0ntolku masuk dengan sukses keselangkangan mbak Diva.

Yah, cengkeraman liang senggamanya sungguh nikmat sekali, karena saat itu lubang vaginanya sangat sempit dan itu sudah membuatku merem melek dan dengan gerakan pelan aku mulai menaik-turunkan pinggangku. Kulihat mbak Diva mengerang kenikmatan, dia juga meggerak-gerakkan pinggulnya kekiri dan kekanan dengan maksud agar semua ruang dilubang memeknya terjejali dengan k0ntolku yang sudah mulai memompanya. Setiap genjotan k0ntolku selalu membuat mbak Diva mendesah tak karuan.

Beberapa menit kemudian, mbak DIva memelukku dengan erat dan membalikkan tubuhku dan tubuhnya. Kini mbak Diva udah berada diatasku dan gantian mbak Diva yang menaik-turunkan pinggulnya mengejar kenikmatan yang tiada taranya. Sementara itu tanganku yang sudah bebas kembali memainkan putting susunya dan mengusap-usap punggungnya.

"Ssaayyaaa... udah ahhh... mau... keeeluar nihhh..." desahnya

Mendengar desahan mbak Diva yang begitu seksi, aku semakin terangsang dan aku mulai merasakan ada sesuatu yang ingin dikeluarkan dan semua sepertinya sudah terkumpul dikepala k0ntolku.

"Aku juga udah mau keluar mbak..." desahku mempercepat gerakan pinggulku dari bawah

"Tahann... sebenntaarr...saaayaaaang. . ." ujar mbak Diva

"Biaaarrr... mbak..kee...keee... luar dulu... Oooouuuhh..."

Aku pun mengerti untuk tak mengeluarkannya didalam, sebab dengan alasan apapun aku gak mau pejuhku ini menjadi anak dari rahim istri pamanku sendiri. Aku berusaha untuk menahannya, sesaat kemudian terasa cengkeraman dik0ntolku terasa sangat kuat dan terasa hangat. Sementara itu tubuh mbak Diva kembali mengejang. Kalau aku gak cabut k0ntolku dengan sedikit mendorong perut mbak Diva, mungkin aku pun akan mengalami orgasme bersamaan dengan mbak Diva. Untung saja aku cepat, dan sesaat kemudian mbak Diva terkulai lemas diatas tubuhku menikmati sisa-sisa orgasmenya. Pahaku terasa hangat karena cairan yang keluar dari lubang memek mbak Diva.

Aku pun memeluknya, dan membalikkan tubuhnya karena aku belum terpuaskan, aku pun kembali merangsang mbak Diva dengan jilatan disekitar selangkangannya. Setelah 5 menitan mbak Diva kembali terangsang dan menyuruhku memasukkan lagi penisku kedalam nonoknya. Tanpa basa-basi lagi, langsung saja kutancapkan k0ntolku kedalam vaginanya. Kali ini lebih mudah karena kemaluan kami berdua memang sudah licin.

Setelah memompa beberapa menit, aku kembali merasakan gelombang kenikmatan dan dengan segera kucabut k0ntolku dan mengocok-ngocoknya dengan tanganku sendiri. Namun tidak disangka, mbak Diva kemudian menangkap penisku dan menggantikan tanganku dengan tangannya dan kemudian mengulumnya. “Aaaahhh... terasa sungguh nikmat sekali, apalagi permainan lidah mbak Diva membuatku tak bisa bertahan lama dan akhirnya “Croooootttt……Crrroooottt…….Croooottt….Crrroootttt….” banyak sekali pejuhku kusemprotkan didalam mulut mbak Diva.

Namun kulihat mbak Diva tak berusaha melepaskannya, malah mbak Diva seakan tak mau melepaskan k0ntolku yang sedang muntah dan mbak Diva menghisap habis semua pejuhnya tanpa sisa. Setelah kurasakan pejuhku sudah habis, batang k0ntol pun perlahan-lahan kembali mengecil. Melihat hal itu, mbak Diva kemudian melepaskan k0ntolku dan tersenyum manis padaku. Kemudian mbak Diva berbisik,

"terimakasih yah, ,mbak sudah lama gak menikmatinya dari pamanmu, nanti lain kali kalau ada kesempatan bisa kan kamu puasin mbak lagi?"

Dengan masih terduduk dilantai, aku mengangguk saja sambil tersenyum nakal pada mbak Diva. Lalu kami pun mandi bersama, saling membersihkan diri dan sesekali tanganku bergerak nakal menyentuh toketnya yang tadi putting susunya sempat mencuat. Setelah kejadian pertama itu, kami pun sering melakukannya dihari minggu atau hari-hari libur dimana keadaan rumah sedang sepi. Kadang dikamar mandi, kadang dikamarnya. Cerita Sex, Cerita Mesum, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Sex Terbaru, Cerita Sex Dewasa

Subscribe to receive free email updates: